Berikut adalah genre-genre yang ada di manga.
Selain itu, banyak dari jenis-jenis berikut juga berlaku untuk anime dan permainan komputer Jepang.
- Aksi : Bercerita tentang pertempuran, perkelahian, atau kekerasan
- Fantasi : Bercerita tentang benda-benda aneh atau memiliki kekuatan di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain
- Historis : Bercerita tentang sejarah seseorang, benda, ataupun suatu tempat
- Seni bela diri : Bercerita tentang berbagai seni bela diri
- Misteri : Bercerita tentang sebuah misteri
- Roman/Percintaan : Bercerita tentang percintaan
- Olahraga : Bercerita tentang berbagai olahraga
- Supernatural) : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut memiliki kekuatan di luar logika
Sedangkankan genre komik berdasarkan jenis pembaca
- Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut kodomo (子供) — untuk anak-anak.
- Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa disebut josei (女性) (atau redikomi) — wanita.
- Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut seinen (青年) — pria.
- Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut shōjo (少女) — remaja perempuan.
- Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shōnen (少年) — remaja lelaki.
Alat-alat yang biasa dipakai dalam
membuat sebuah manga kira-kira seperti ini:
- · Pensil 2B dan pensil mekanik: digunakan pada saat membuat sketsa, pensil 2B biasanya digunakan pada saat memberikan contoh efek.
- · Penghapus: tentu saja untuk menghapus goresan yang tidak perlu. Beberapa kali saya menemukan penghapus yang malah bikin kotor lembar kerja, karena itu saya sarankan menggunakan penghapus hitam atau abu-abu, setidaknya untuk mengurangi bekas kotor pada kertas.
- · Drawing Pen: digunakan pada saat melakukan inking / penintaan sketsa. Ukuran drawing pen macam-macam, namun saya biasa memakai yang 0.05 dan 0.1, untuk garis panel mungkin bisa menggunakan ukuran yang lebih tebal.
- · Spidol: alternatif saya untuk menebalkan garis panel, tapi spidol bisa bleber kemana-mana kalau ga hati-hati.
- · Komputer dan Scanner: digunakan sehabis proses inking, naskah di scan ke komputer dan diteruskan untuk diberi efek dan teks.
Tahap-tahap
yang dilakukan untuk membuat manga adalah menentukan tema cerita, apa yang kita
angkat dalam cerita kita? Konflik apa yang ada dalam cerita? Bagaimana penyelesaiannya?
Setelah itu kalian bisa menambahkan bumbu-bumbu pelengkap untuk mempermanis
komik kalian. Setelah cerita sudah jadi, mulai ke membuat naskah komik,
tentunya kita tak akan lepas dari pembuatan naskah yang nantinya akan dibaca
penikmat komik. Dalam
membuat naskah komik pertama-tama kita akan membuat naskah kasar terlebih
dahulu, atau bisa juga disebut name. Dalam
name ini kita akan brainstorming, memikirkan apa saja yang ada dalam satu
lembar naskah, dialog, dan pengambilan gambar. Membuat name tidak perlu
bagus-bagus, yang penting bisa dipahami dan bisa dilanjutkan ke tahap inking.
Setelah naming selesai kita akan mentracing sketsa
tersebut, tracing atau mengulang kembali gambar dengan cara dijiplak
membutuhkan meja tracing, namun jika tidak ada bisa diakali dengan meja kaca
dan lampu. Sketsa yang sudah ditinta itu yang digunakan untuk diterbitkan,
karena itu lakukan dengan hati-hati. Lakukan penintaan secukupnya, karena
proses selanjutnya akan beralih ke komputer.
Setelah
penintaan selesai, saatnya menscan naskah dan memberi efek di komputer. Banyak aplikasi
yang bisa digunakan untuk membuat komik dan memberi efek, untuk saya memakai
Photoshop Cs3, dengan beberapa tambahan brush dan pattern yang dibutuhkan. Beri
efek seperlunya dan beri teks pada balon teks yang sudah dibuat. Kira-kira
hasilnya seperti ini:
name > naskah jadi |
Pada naskah tersebut saya melakukan tracing di komputer,
karena saya tidak punya meja tracing ataupun meja kaca. Hehe
Itu hanya sekedar pengalaman saya dalam membuat
naskah komik, sebenarnya ada banyak cara dalam membuat komik, bahkan tanpa komputer
pun kamu bisa. Namun untuk yang full tradisional memang membutuhkan ketelatenan
dan kocek yang cukup dalam untuk memberi efek pada naskah seperti membeli
screentone, tinta, dll.
Cukup lama menggeluti bidang ini, saya mulai mencoba
mewarnai gambar-gambar yang saya buat. Hal ini bisa juga dipraktekkan dalam
naskah komik. Komik berwarna, ya, menarik bukan jika komik yang kita baca
berwarna? namun pasti harganya lebih mahal sekali. :P
Sampai saat ini saya masih mengembangkan skill demi
membuat komik dengan kualitas layak jual, karena itu saya akan membuat
gambar-gambar dibanding melanjutkan komik. Berikut contoh gambar yang saya
warnai:
Villea The Little Merchant |
Shin Azumi from "Hikari to Yami" |
Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari
kanan ke kiri, sehingga penggambaran manga dan ditulis dengan sistem seperti
ini di Jepang, yang umum disebut sebagai istilahnya "raw"
(mentah). Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa
membaca dari kiri (atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke
kanan. Sebelum tahun 2000-an, menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya di-flip
sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan. Hal ini menyebabkan sering terlihat
tokoh tokoh dalam komik terlihat kidal (penggunaan tangan kiri yang dominan)
dan sedikit aneh
Untuk beberapa manga yang tidak
mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu
dipermasalahkan, namun kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan
manga genre detektif seperti Detektif Conan, Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang
sering memberikan informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena
pada bagian cerita di bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan
dari tokoh utama maupun fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu
buku cerita, kadangkala hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi)
yang semakin memperparah inti cerita. (lihat gambar di samping)
Manga pertama yang mepertahankan format
seperti format Jepang asli (raw) adalah Rurouni Kenshin. Selain itu,
beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam
Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya
mereka dibiarkan dalam format aslinya (raw). Kini, manga-manga yang terbit di
Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya, terutama untuk
pernerbit terbitan "LEVEL COMICS" semuannya sudah mengikuti format
asli RAW Jepang, kecuali untuk beberapa judul dari penerbit "Elex Media
Komputindo" yang sebagian ada yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun
2000-an.
(sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Manga)
0 komentar :
Posting Komentar